Agak sedikit
tergelitik dengan isu yang cukup membuat kontroversi belakangan ini yaitu tentang sebuah film berjudul “Innocence of
Muslim” yang melecehkan Nabi Besar kita umat muslim di seluruh dunia, Muhammad
SAW. Tergelitik disini bukan karena filmnya tapi sikap orang-orang dalam
menanggapi film tersebut. Banyak masyarakat mengajak untuk memboikot youtube
dan google karena mereka tidak mau menghapus seluruh link yang berisikan
tentang isu film tersebut.
Dari sebuah
twit motivator ternama mengajak follower-nya untuk puasa buka google dan
youtube dan dia menimpali lagi bahwa ribuan followernya me-retweet postingan
darinya. Wow, hebat! Alasan dia memboikot dua situs besar tersebut agar saham
mereka turun karena jumlah pengakses berkurang drastis. Nah, disini lah yang
membuat saya kemudian berpikir.
Kata yang
membuat saya berpikir keras adalah “puasa”, kenapa puasa? Kenapa ngga sekalian “boikot”,
“banned” atau apapun sehingga situs itu benar-benar hilang dari peredaran
seperti halnya yang dilakukan oleh China? Terus jika memang puasa, berapa lama
waktu untuk “berbuka”? Hehe. Kalau alasan saham yang dipakai untuk mengajak
orang-orang pun itu tak akan bertahan lama. Paling nanti pas ada siaran bola
kedua situs itu pun akan diakses kembali oleh mereka. Nah kalo sudah banyak
yang akses lagi saham bisa naik kembali kan? J
Saya sebenarnya
salut sama orang-orang yang mengajak untuk memboikot semua produk Yahudi yang
memang dananya itu digunakan untuk menyebarkan aliran Zionisme dan
menghancurkan umat muslim di dunia seperti perang yang tak kunjung usai di
Palestina. Memang benar sih harus seperti itu, tapi apakah mereka yang
berteriak boikot itu melakukan seperti apa yang digembor-gemborkan?
Contoh
sederhana dari retweet postingan motivator tadi, coba dilakukan sampling jumlah
follower yang me-retweet postingan tersebut. Berapa banyak follower yang
me-retweet adalah pengguna Android? Nah lho! Android itu merupakan produk
Google. Dari gmail, youtube, Google Chrome semua terinstall disitu.
Contoh lain
yang lebih ekstrim adalah selebaran yang disitu salah satunya tertera Situs
Jejaring Sosial Populer “Facebook” yang memang produk dari Yahudi, tapi
orang-orang yang mensosialisikan iklan tersebut punya akun disana. Dulu waktu
kuliah saya pernah bertanya pada teman yang memang tidak punya akun FB dan
jawabnya memang dia ingin memboikot produk Yahudi, tapi beberapa bulan kemudian
ada Friend Request dari teman saya tersebut. Waktu saya tanya kembali kenapa
akhirnya buat akun di FB jawaban yang saya dapatkan sangat sederhana, agar
masih dapat bersilaturahmi dengan temannya kalau sudah lulus nanti. J
Mungkin “mereka”
(kaum Yahidu-red) sedang menertawakan kita, ya kita. Seharusnya sebagai umat
muslim yang bijak tahu bagaimana menyikapi segala permasalahan. Mungkin pendapat
saya disini masih sebagai orang awam yang memang tidak tahu mendalam tentang
agama, tapi justru karena saya orang awam saya jadi berpikir kenapa mereka yang
lebih tahu dari saya malah mempunyai sikap yang berbeda dari perkataannya
sendiri??
Tulisan ini
hanya sekedar pikiran dari penulis. Kalau ada salah mohon dimaafkan dan bukan
bermaksud menjatuhkan pihak tertentu. Tapi saya disini hanya ingin mengingatkan
kepada teman-teman sekalian agar tidak latah dengan isu-isu yang banyak beredar
demi menjatuhkan umat muslim. Semoga tetap istiqomah dijalan-Nya. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar